Obat-Obat Antihipertensi

Kamis, 30 Desember 2010

Hipertensi & pengaturan tekanan darah

Tekanan darah tinggi (Hipertensi) terjadi bila volume darah lebih besar dibandingkan dengan ruang yang tersedia didalam pembuluh darah.

Diagnosa :
Diagnosa hipertensi didasarkan pada pengukuran berulang-ulang dari tekanan darah yang meningkat. Diagnosa diperlukan untuk mengetahui akibat hipertensi bagi penderita; jarang untuk menetapkan sebab hipertensi itu sendiri.
Harus diingat bahwa hipertensi dinyatakan berdasar pengukuran tekanan darah dan bukan pada gejala yang dilaporkan penderita. Sering hipertensi tidak memberikan gejala (asimpomatik) sampai terjadi atau telah terjadi kerusakan end organ.

Etiologi :
Penderita-penderita yang tidak diketahui sebabnya disebut penderita hipertensi esensial. Umumnya peningkatan tekanan darah ini disertai peningkatan umum resistensi darah untuk mengalir melalui arterioli, dengan curah jantung normal. Peningkatan tekanan darah biasanya disebabkan kombinasi berbagai kelainan (multifaktorial). Bukti-bukti epidermiologik menunjukkan adanya faktor keturunan (genetik), ketegangan jiwa dan faktor lingkungan dan makanan (banyak garam dan barangkali kurang asupan kalsium).

Farmakologi dasar obat-obat Antihipertensi

Semua obat antihipertensi bekerja pada satu atau lebih dari empat tempat kontrol anatomis dan menghasilkan efeknya dengan mengganggu mekanisme pengaturan tekanan darah yang normal. Penggolongan obat-obat antihipertensi paling mudah berdasarkan mekanisme dimana tempat kerjanya. Beberapa juga berguna untuk pengobatan angina atau gagal jantung.

Diuretika
    Menurunkan tekanan darah dengan menghabiskan natrium tubuh dan mengurangi volume darah serta mekanisme kerja lainnya. Mula-mula diuretika menurunkan tekanan darah dengan mengurangi volume darah dan curah jantung; resisten vaskular perifer mungkin meningkat.
    Natrium diperkirakan berperan dalam resistensi vaskular dengan meningkatkan kekakuan pembuluh darah dan reaksi saraf, kemungkinan berhubungan dengan peningkatan pertukaran natrium-kalsium yang menghasilkan suatu peningkatan kalsium intraselular. Efek ini dilawan oleh diuretika atau pembatasan natrium.
  
  
Diuretik Tiazid           
Klorotiazid         
Hidroklorotiazid           
Klortalidon         
Metolazon           
Indapamid          
Hidroflumetiazid  

Diuretik Loop
Furosemid     
Bumetanid
Asam Etakrinat
Torsemid



Diuretik Hemat Kalium
Spironolakton

Amilorid
Triamteren

Diuretik Tiazid
Cocok untuk kebanyakan penderita hipertensi ringan dan sedang dengan fungsi ginjal dan jantung yang normal.
Menghambat reabsorbsi natrium dan klorida pada ansa henle asenden tebal dan awal tubulus distal. Meningkatkan volume urine.

Diuretik Loop
Diuretika yang lebih kuat, menghambat reabsorbsi klorida pada ansa Henle asenden tebal. Sering digunakan untuk mengurangi endema paru pada pasien-pasien gagal jantung kongestif. Dapat meningkatkan toksisitas obat yang menyebabkan kerusakan pada telinga dan pada ginjal.

Diuretik Hemat Kalium
Berguna untuk menghindari kehilangan kalium yang berlebihan, terutama pada penderita yang sedang mendapat terapi digitalis, dan untuk mempertinggi efek natriuretik dari diuretika lainnya.

  
Obat Simpatoplegik
Menurunkan tekanan darah dengan cara resistensi vascular tepi, menghambat fungsi jantung, dan meningkatkan penyimpanan darah vena dalam pembuluh darah vena yang besar.

    METILDOPA
Bermanfaat dalam pengobatan hipertensi ringan sampai sedang. Menurunkan tekanan darah terutama dengan mengurangi tahanan pembuluh darah tepi, dengan suatu frekuensi pengurangan denyut dan curah jantung yang bervariasi. Keuntungan menggunakan metildopa adalah karena metildopa menyebabkan penurunan resistensi vaskular ginjal. Efek yang tidak diinginkan dari metildopa adalah berhubungan dengan system saraf pusat. Paling sering adalah sedasi yang hebat, terutama pada saat permulaan pengobatan.

    KLONIDIN
Penurunan tekanan darah arteri oleh klonidin disertai oleh penurunan tahanan vaskuler ginjal dan aliran darah ginjal tidak terganggu. Mulut kering dan sedasi merupakan efek-efek toksik yang sering timbul. Klonidin tidak boleh diberikan pada penderita yang mempunyai resiko depresi mental dan obat harus dihentikan bila depresi mental terjadi selama masa terapi.


VASODILATOR LANGSUNG
Mengurangi tekanan dengan cara merelaksasi otot polos vascular, sehingga mendilatasi otot polos vascular, sehingga mendilatasi pembuluh resisten dan sampai derajat yang berbeda-beda meningkatkan juga kapasitan.

    HIDRALAZIN
Suatu derivat hidrazin, melebarkan arterioli tetapi bukan vena. Hidralazin telah ada sejak lama, bisa digunakan secara lebih efektif, terutama pada hipertensi berat. Efek samping paling sering adalah sakit kepala, nual, anoreksia, bekeringat, dan kemerahan pada wajah.

    MINOKSIDIL
Vasodilator per oral yang sangat efektif. Efek tersebut dihasilkan oleh pembukaan kanal kalium pada membrane otot polos oleh minoksidil sulfat, suatu metabolit yang aktif. Takikardia, palpitasi, angina, dan edema bisa ditemukan bila dosis penghambat beta dan diuretika tidak cukup. Sakit kepala, berkeringat, dan hipertrikosis, yang khususnya mengganggu bagi wanita, merupakan toksisitas yang agak sering.

    NATRIUM NITROPRUSID
Vasodilator kuat yang diberikan secara parenteral yang digunakan didalam pengobatan hipertensi gawat dan kegagalan jantung yang berat. Melebarkan pembuluh darah arteri dan vena, menghasilkan pengurangan tahanan vaskular perifer dan venous return. Toksisitas yang paling berbahaya adalah berhubungan dengan terjadinya akumulasi sianida; metabolic asidosis; aritmia, hipotensi hebat, dan kematian.

    DIAZOKSID
Suatu dilator arteri yang efektif dan memiliki kerja yang relatif lama, diberikan secara parenteral yang digunakan untuk mengobati hipertensi gawat.

Obat-obat yang menghambat produksi dan kerja angiostensin
Dan oleh karena itu mengurangi tahanan perifer vaskular dan volume darah (secara potensial).

    SARALASIN
Suatu analog dan penghambat kompetitif daripada Angiostensin II                   pada reseptornya. Menghambat efek-efek pressor dan pelepasan Aldosteron dari Angiostensin II yang diberikan secara infus dan menurunkan tekanan darah pada keadaan rennin tinggi seperti stenosis arteri ginjal.

    Inhibitor Angiostensin-Converting Enzyme (ACE)

    Kaptopril
Kaptopril tidak memiliki aktivitas pressor. Jadi, aktivitas hipotensif kaptopril kemungkinan dihasilkan dari kerja penghambat pada system angiostensin rennin dan suatu kerja rangsangan pada system kinin kalikrein.

    Enalapril
Suatu prodrug yang diubah oleh deesterifikasi menjadi suatu penghambat coverting enzyme, enalaprilat, yang memiliki efek-efek yang untuk penggunaan intravena, terutama untuk hipertensi gawat.

  
 Lisinopril
Suatu lisin derivate dari enalaprilat. Diabsorbsi dengan lambat, dengan kadar darah puncak kira-kira 7jam setelah suatu dosis.

  
 Benazepril, Fosinopril, Kuinapril, dan Ramioril
Kelompok yang masa kerjanya panjang dan baru-baru ini di perkenalkan.


FARMAKOLOGI KLINIK OBAT-OBAT ANTIHIPERTENSI

Sekali diagnosa hipertensi ditegakkan, harus dipertimbangkan apakah perlu diobati dan obat apa yang harus dipakai. Tingginya tekanan darah, umur dan kelamin penderita, beratnya kerusakan organ karena hipertensi, dan ada tidaknya resiko kardiovaskular semuanya harus dipertimbangkan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2009 Grunge Girl Infinityskins